Selasa, 17 September 2013

Makalah Biologi "Dampak Sampah Bagi Kehidupan"

DAMPAK SAMPAH BAGI KEHIDUPAN
Oleh : Rama Janvani Safitri

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
             Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.
            Manusia memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai hal yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca indera kita, yaitu berbagai jenis racun yang dibuat oleh manusia sendiri. Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna, berasa dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan.
            Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain. Sifat racun sintetisyang tidak berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca indera kita. Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita.
           Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita.




B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan sampah?
Bagaimana dampak sampah bagi kehidupan?
Bagaimana bahaya sampah plastik bagi kesehatan dan lingkungan?
Bagaimana usaha mengendalikan sampah?



C. Tujuan Penulisan
Mengetahui bahaya racun yang terkandung di dalam sampah.
Mengidentifikasikan apa itu sampah.


D. Manfaat Penulisan
          Agar kita sadar akan bahaya sampah bagi lingkungan dan kesehatan manusia dan memulai untuk membuang sampah pada tempatnya. Agar terciptanya lingkungan bersih bebas dari sampah dan kesehatan yang baik bagi masyarakat ataupun para pelajar Indonesia. Karena jika dibiarkan terus menerus suatu saat negara kita bisa menjadi Lautan Sampah.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori

Pengertian Sampah
        Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996). Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:
Rumah tangga
Kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan.
Fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, puskesmas
Fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan,
Industri
Hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.
           
            Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian : Sampah Organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering).
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.
           
            Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, tas plstik, kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian.
Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.


Dampak sampah bagi manusia dan lingkungan

         Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan.

              Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit. Dampak bagi kesehatan Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.

             Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

            Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

           Dampak Terhadap Lingkungan Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak. Dampak terhadap keadaan social dan ekonomi :
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.


Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan

         Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga.
Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai,partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia.
   
              Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat!

            Coba anda bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Dan tahukah anda? Setiap tahun, sekitar 500 milyar-1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya (coba kalikan dengan jumlah penduduk kotamu!) Lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya.

            Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota besar. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.



Usaha pengendalian sampah.

        Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru.
Kerusakan tanah, air tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan. Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter(sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume sampah yang akan diolah.
     
            Teknologi ini memang direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.

            Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan.

            Konsep utama dalam pemusnahan sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator.
Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa (fly ash dan bottom ash) dibandingkan dengan volume sampah semula. Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan.
              Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya kanker, sistem kekebalan, reproduksi, dan masalah pertumbuhan. Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa insinerator juga merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik, sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.
Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus diubah.

              Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.









BAB III
METODE PENELITIAN
     
        Penelitian ini dilakukan dengan metode :
 1. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel
Variabel bebas : Dampak sampah bagi kehidupan
Variabel Kontrol : Potensi bahaya yang ditimbulkan oleh sampah
Variabel Terikat : Usaha pengendalian sampah.
Operasional Variabel : Lamanya waktu yang diperlukan untuk menguraikan sampah yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan.

 2. Rancangan Penelitian
     Penelitian dilakukan dengan sistem Questioner berupa wawancara terhadap 5 orang pelajar SMAN2 T.Tinggi. Setiap orang diberikan 5 pertanyaan acak. Wawancara dilakukan pada tanggal 03 September 2013 saat pulang sekolah.

3.Populasi dan Sampel
Populasinya adalah semua jenis sampah.
Sampelnya adalah sampah sampah rumah tangga.

 4. Instrumen Penelitian
Melakukan searching di internet.
Melakukan Questioner ke berbagai orang secara acak

5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Menentukan pertanyaan tertulis sebanyak 5 pertanyaan
Mengumpulkan hasil pertanyaan

6. Analisis Data
       Pengelompokan penjawab dibagi menjadi 2, yaitu kelompok A: kelompok yang menyatakan ya dan kelompok B: kelompok yang menjawab tidak. Dan data yang diperoleh adalah:

1. Pelajar yang menganggap pentingnya membuang sampah kepada tempatnya
   Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil:
Opsi A memperoleh skor 5 dan  opsi B memperoleh skor 0. Dengan demikian Opsi A lebih banyak dari Opsi B. Berarti para pelajar mengerti akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

2. Pelajar yang sering membuang sampah pada tempatnya
    Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil:
Opsi A memperoleh skor 2 dan Opsi B memeroleh skor 3. Dengan demikian Opsi A lebih sedikit dari Opsi B. Berarti masih ada pelajar yang tidak membuang sampah pada tempatnya.

3. Pelajar yang tau dampak sampah bagi kehidupan
    Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil:
Opsi A memperoleh skor 5 dan Opsi B memperoleh skor 0. Dengan demikian Opsi A lebih banyak dari Opsi B. Berarti para pelajar mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh sampah.

     Dari analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa “Para pelajar tau akan bahaya dan dampak yang ditimbulkan oleh sampah tapi kesadaran mereka tidak dibarengi dengan perlakuan mereka untuk membuang sampah pada tempatnya, itulah masalah besar yang sedang dihadapi para pelajar Indonesia.



BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Hasil Penelitian

No. Pertanyaan Org I Org 2 Org 3 Org 4 Org 5
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1. Apakah anda tau dampak sampah bagi kehidupan?
2. Apakah anda tau pentingnya membuang sampah pada tempatnya
3. Saya sering membuang sampah pada tempatnya
4. Saya tidak pernah membuang sampah pada tempatnya`
5. Saya pernah membuang sampah pada tempatnya (Terkadang)


Jumlah sample pelajar : Jumlah pelajar kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 2 Tebingtinggi yang menjadi bahan penelitian ada 5 orang.



B. Uji Hipotesis
     Menurut pendapat saya di indonesia sangat  terlihat dengan jelas “Dampak Sampah Bagi Kehidupan” , contohnya di kota kota kota besar di indonesia seperti Jakarta. Sudah banyak upaya upaya yang dilakukan oleh pemertintah disana tetapi hal itu terlihat sia sia karena tidak adanya rasa peduli masyarakat terhadap lingkungannya.


C. Pembahasan
Pengertian Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak/buangan.

Sampah terbagi dua yaitu : Sampah Organik dan Sampah Anorganik
1. Sampah Organik.
Sampah organik adalah sampah yang terdiri dari bahan bahan penyusun tumbuhandan hewan yang diambil dari dalam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan dll. Sampah rumah tangga sebagian besar adalah sampah organik seperti : Sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, dll.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri dari sumber daya alam tak  terbarui seperti mineral dan minyak bumi. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Contoh sampah anorganik adalah : Botol plastik, tas plastik, kaleng dll.






BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
    Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat berupa padat, cair dan gas. Sampah juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik. Semua mempunyai peranan masing masing, namun jika tidak diolah dengan baik sampah dapat mendatangkan masalah atau bencana bagi lingkungan sekitar.
     Salah satu masalah yang dialami  Indonesia adalah : Masyarakat ataupun Pelajar Indonesia mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh sampah tetapi hal itu tidak dibarengi dengan perlakuan mereka yang masih sering membuang sampah sembarangan.


B. Saran
     Sebagai seorang pelajar tentunya kita harus lebih peduli terhadap lingkungan sekitar termasuk kebersihan lingkungan. Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran diri dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Kerja sama antara Pemerintah dan Masyarakat sangat membantu. Jadi Pemerintah dan Masyarakat memilliki peranan besar dalam hal kepedulian terhadap lingkungan, dengan adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat itu akan membuat lingkungan bebas sampah akan terwujud. Juga terhadap seorang pelajar, dimulai dengan melaksanakan piket dan membuang sampah pada tempatnya itu adalah salah satu upaya kecil yang sangat bisa dilakukan seorang pelajar dan jika dalam suatu sekolah semua pelajar melakukannya maka manfaat bebas sampah itu akan terasa.

7 komentar: